Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Rabu, 13 April 2016

Rangkuman Novel “Uhibbuka Fillah” Karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum



Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah, hari ini aku bisa menulis kembali disini. Berbagi cerita, pengalaman, yang juga mungkin akan mengalirkan canda atau sedih. Usai mengikuti #30DWC, aku ngerasa ada yang hilang jika berlama-lama hari tidak menulis. Alhamdulillah.
Hari ini aku ingin berbagi tentang suatu hal yang aku dapat setelah membaca novel dengan judul “Uhibbuka Fillah” karya kak Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Novel ini menceritakan tentang cinta sejati dan pecinta sejati.
Sosok Dana yang awalnya sholat bolong-bolong, sukanya dengerin lagu-lagu barat, dan waktunya banyak dihabiskan dengan main PS, nonton TV, jalan sama temen-temen, berubah menjadi sosok Dana yang menyukai murottal, lagu-lagu nasyid, dan taklim karena sosok perempuan muslimah yang biasa dipanggil Aini. Dia juga menjadi sosok yang rajin sholat karena sahabatnya, Syaqim, dengan sabar selalu meneriaki telinganya untuk melaksanakan sholat ketika adzan berkumanang.
Mulanya, rasa cinta yang dimiliki Dana pada Aini membuat dia melakukan berbagai hal yang berbau keislamian untuk menarik perhatian Aini. Tapi semua itu perlahan-lahan berubah. Dana merasa nyaman, tentram dan damai dalam melakukan semua hal yang mendekatkannya pada Allah. Rasa cinta yang semula hanya untuk menarik perhatian Aini, kini menjadi rasa cinta yang nyata adanya dan sangat menggebu pada Ilahi Rabbi, rasa cinta yang begitu kuat mencengkram hati. Cintanya pada Aini menjadi perantara Allah untuk memberikan hidayah-Nya.
Aini adalah sosok perempuan yang selalu ceria. Namun keceriaan itu pergi setelah dia tidak menerima balasan surat dari sosok kakak yang selama ini ia tunggu. Sosok kakak yang sudah mengisi benih cinta dalam hati Aini. Sosok kakak yang memberi janji pada Aini bahwa dia akan kembali pada Aini. Pelangi Aini hilang,menjadi gerimis. Dana yang mencintai AIni, berazam untuk memelangikan kembali sosok yang dicintainya. Meski rasa sakit mencengkram kuat dalam akar-akar hatinya karena cintanya ditolak oleh Aini dan cinta Aini telah berlabuh pada hati lain, namun Dana ingin melihat sosok yang dicintainya kembali berbinar.
Dana ingin meneladani sahabat Nabi Muhammad, Salman Al Farishi. Dikisahkan bahwa Salman mengajak Abu Darda’ untuk meminang seseorang wanita yang disukainya. Abu Darda’ dengan senang hati membantu sahabatnya. Datanglah mereka ke rumah si wanita. Sesampainya disana, jawaban dari tuan rumah adalah :
“Suatu kehormatan bagi kami menerima kedatangan Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Namun kami mohon maaf atas keterusterangan ini. Dengan mengharap ridha Allah, putri kami menolak pinangan Salman. Namun jka Abu Darda’ memiliki keinginan yang sama, maka putri kami mengiyakannya.”
Dan Salman Al Farishi menjawab, ”Allahu Akbar! Semua mahar dan nafkah yang kusiapkan ini kuserahkan pada Abu Darda’, dan aku siap menyaksikan pernikahan kalian.” (Sumber : novel Uhibbuka Fillah karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum). MasyaAllah! Salman benar-benar pecinta sejati.
Dana ingin meneladani Salman Al-Farishi. Meski rasa sakit diterimanya, tapi dia bahagia ketika wanita yang disukainya menyukai sahabatnya, Abu Darda’. Dana juga ingin, meski cinta Aini bukan untuknya, dia bisa berbahagia karena orang yang dicintainya bisa bahagia dengan sosok lelaki yang dinanti-nantinya.
Dalam novel ini, kak Ririn menyampaikan pesan melalui petuah yang disampaikan oleh Ustad Hasyim :
“Anak-anakku, beberapa dari kalian mungkin akan segera meninggalkan taklim ini karena melanjutkan pendidikan ke kota lain. Pesan Bapak, janganlah kalian terperosok dalam pemahaman cinta yang keliru. Cinta sejati tidak menyakiti. Ia membawa damai dalam sanubari. Romeo, Qais, dan mereka yang luruh karena cinta, sesungguhnya telah memaknai cinta dengan makna yag salah. Cinta mereka artikan harus memiliki, sehidup semati, hingga ketika orang yang dicintai mati, mereka pun turut membunuh diri. Berhati-hatiah, karena setan senantiasa menggoda dari segala arah terutama dengan mengatasnamakan cinta.” (Novel Uhibbuka Fillah karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum, halaman 79)

Yap! Cinta itu tidak menyakiti, dia membawa damai dalam hati. Cinta itu menguatkan menjadi lebih baik, bukan melemahkan hingga menjadi lebih buruk.

Jika cinta, katakan saja..
Katakan pada waktu yang tepat..
Dengan cara yang sesuai syari’at..
Tapi jika cinta itu tertolak..
Jangan biarkan ia menusuk hati hingga mematikan diri.
Sejatinya, semua yang kita miiki adalah milik Allah. Semua yang kita rasa adalah milik Allah. Termasuk cinta. Jika Allah ingin mengambilnya kembali, maka itu adalah yang terbaik. Kita hanya dipinjami saja. Pemiliknya, adalah Allah Tuhan Semesta Alam.
Cerita tentang Dana dan Aini yang aku paparkan itu masih gak sampai berakhir loh. Dana mencari sosok kakak yang selama ini ditunggu oleh orang yang ia cintai. Sosok kakak yang telah membuat pelangi Aini hilang dan berbubah menjadi gerimis, namanya Hasan. Namun, kesana-kemari dia mencari, Hasan tak kujung ditemuinya.
Hingga satu saat Hasan yang mendatangi Dana. mencari kos baru yang lebih tenang agar bisa fokus mengerjakan skripsinya. Dan kos yang dipilihnya adalah kos yang juga ditempati Dana. Dana menyambut Hasan dengan senang, meski dia sebenarnya lbih suka sendiri karena lebih tenang dalam melakukan segala hal.
Mereka tidur dalam satu kamar yang berisi dua tempat tidur. Hasan yang ditemuinya adalah Hasan yang sudah mengkhitbah seorang perempuan sholihah bernama Atiqa. Awalnya Dana tidak tau bahwa Hasan yang satu kos dengannya adalah Hasan yang dicarinya. Tapi seiring berjalannya waktu, Dana mengetahui bahwa dia adalah Hasan yang dicarinya.
Dana marah pada Hasan. Karena Aini telah menunggunya selama 10 tahun, tapi Hasan malah mengkhitbah wanita lain. Hasan pun terkejut karena ternyata cinta yang dianggapnya cinta monyet telah setia menunggu dirinya. Hasan menjelaskan apa yang membuatnya melupakan Aini dan mengkhitbah perempuan lain. Keadaan menjadi rumit. Namun Aini harus tau semua itu.
Setelah Dana mengantar Hasan untuk mengucapkan kebenaran yang terjadi, Aini yang mengetahui kebenaran menjadi lemah hingga ia jatuh sakit bahkan sempat stroke. Hasan merasa sangat bersalah sehingga dia menceritakan perihal Aini pada ibunya. Sedangkan di luar pintu, sosok Atiqa mendengarnya. Atiqa meminta Hasan kembali pada Aini. Sungguh baik hati Atiqa yang mengikhlaskan sosok lelaki yang akan menikahinya untuk menepati janji semasa masa remajanya dulu pada Aini.
Hasan pun menjemput Aini. Kedatangannya untuk menepati janjinya membuat Aini sadar kembali. Perlahan-laha kondisinya semain membaik. Mereka pun kemudian menyiapkan berbagai hal yang harus dipersiapkan untuk acara lamaran dan pernikahan mereka kelak.
Mendekati hari lamaran, Aini merasa bimbang terhadap keinginan hatinya. Dia meminta petunjuk pada Allah. Pada hari lamaran Aini menolak lamaran dari Hasan. Dia menyadari cinta yang selama ini dia rasakan adalah bukan cinta sejati, melainkan cinta yang menyakiti, cinta yang mematri diri menjadi lemah tak berdaya ketika dirinya tak mampu dimiliki. Aini menyadari kesalahannya. Di luar sana ada sosok lelaki yang mencintai Aini seperti Aini mencintai Hasan. Juga ada sosok wanita yang mencintai Hasan seperti Aini mencintanya.
Aini sadar bahwa selama ini cinta yang dimilikinya pada Hasan adalah rasa yang bergulung-gulung tak padam sekian lamanya. Baginya cinta adalah bersama Hasan, memiliki Hasan. Padahal cinta sejati adalah cinta yang mendamaikan, bukan menyakiti.
Cinta Aini pada Hasan telah menyakiti hati orang-orang yang begitu mencintainya. Entah bagaimana dia dapat merasakan kedamaian cinta sedangkan dua orang di luar sana sedang berjuang untuk menumpas diri dari sakitnya rasa.
Aini lalu meminta Hasan untuk kembali menjemput Atiqa. Dan dirinya pun, pada akhirnya bersatu dengan cinta sejatinya, sosok lelaki yang memiliki jiwa pecinta sejati, yang tak lain adalah Dana.
Nah udah berakhir nih rangkuman novel “Uhibbuka Fillah” karya kak Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Berbagai pesan moral serta kisah cinta para sahabat Nabi membuat novel ini lebih menarik. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah novel ini. Bukan hanya kisah cinta, tapi keihklasan, kesabaran, kepedulian, ketakwaan, dan kekuatan persahabatan.
Semoga brmanfaat ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar