Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Senin, 29 Februari 2016

Daun Kecil yang Menyukai Bintang

Bintang bertabur di langit.

Menghias malam yang kelam menjadi malam yang bercahaya.

Senyum manis di bibir gadis itu tak nampak seperti biasanya. Sakit yang dirasakannya terlalu melekat dalam dirinya. Bukan hal yang harusnya diperbesar. Tapi gadis itu sudah cukup lelah.

Persahabatan yang dimilikinya layaknya pohon di musim salju. Tertutupi salju dan daun-daunnya berguguran. Yah, persahabatan itu ditutupi dengan begitu banyak rahasia dan kepercayaan masing-masing orang mulai runtuh.

Jika terus seperti itu tak kan ada yang tersisa kecuali kenangan. Persahabatnnya butuh musim semi. Yang daun-daun gugurnya tumbuh kembali menjadi pohon yang indah nan asri.

Tapi ia cukup lelah dengan berbagai sikap sahabat-sahabatnya yang berlawanan dengannya. Ia berusaha mengerti sahabatnya, tapi sahabatnya seolah tak bisa mengertinya. Tapi dia berfikir, apakah mungkin dia yang tak mengerti sahabatnya?
Selalu diacuhkan! Keberadaannya layaknya daun kecil yang tak terlalu diperdulikan. Ia tak suka menjadi seperti itu, tiap kali ia berusaha membaur, sikap kejengkelan sahabat-sahabatnya kambuh dengan menjadikan ia seperti daun kecil yang tak dipedulikan.
Ia hanya bisa tersenyum atau mengeluarkan air mata dalam menghadapi sikap-sikap yang tak sama dengannya.

Diacuhkan rasanya sangat menyayat hatinya hingga hilang mood bagusnya.
Entahlah~ ia hanya bisa diam terus memikirkan itu. lelah, rapuh, dirinya terasa tak tentu ketika masalah berarah tentang sahabat-sahabatnya.

"Selamat malam para bintang." Ujar gadis itu lalu beranjak pergi meninggalkan tempat penuh kenangan itu.

Matanya mengitari setiap mainan burung-burung kertas yang berwarna-warni. Mereka bergantungan di ranting-ranting pohon. Dedaunan hijau di sekitarnya melambai bersama hembusan angin malam. Empat kursi kecil berjejer melingkar di bawah pohon rindang itu.
Mata Farah berkaca-kaca, tapi air matanya tak dibirkan jatuh. Ia mendongak lagi ke langit, bintang-bintang bercahaya itu membuat dirinya cukup tenang. Tapi bintang-bintang itu pula yang cukup membuatnya mengingat semua kenangan tentang sahabat-sahabatnya. Mereka yang menganggapnya seperti daun kecil, yah daun kecil yang bersembunyi. Memang hanya permasalahan kecil. Permasalahan kecil yang terjadi berulang-ulang dan membuatnya cukup lelah.


Nurul Fitriani Winarsih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar