Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Rabu, 04 November 2015

Belajar Dari Sekelompok Kuli Bangunan.



Bismillahirrahmanirrahim..


Hari ini, aku mendapat pelajaran dari sekelompok kuli bangunan. Pelajaran yang udah diketahui banyak orang, tapi banyak yang kurang mengamalkan pelajaran yang mereka dapatkan. Terutama untuk diri aku sendiri sih. Hehehe..
Sejak kemarin, Senin/19 Oktober 2015, langgar milik kakekku di renovasi. Kegiatan itu dilakukan oleh sekelompok orang yang pekerjaannya sebagai kuli bangunan. Awalnya aku merasa biasa saja, tak ada yang aneh dengan kegiatan itu. Aku baru melihat ada banyak pekerja di rumahku ketika aku pulang sekolah, tepatnya saat siang menjelang sore hari. Yah, aku berangkat sekolah di pagi hari sebelum jarum panjang menunjukkan jam 6 pagi dan pulang sekolah sebelum jarum jam menunjukkan jam setengah 3 sore hari. Cukup lama aku menjaga sekolah, eh maksudnya belajar di sekolah.
Awalnya aku melihat pera pekerja itu tanpa ada yang istimewa. Tapi hal ini tidak lagi terjadi ketika di hari kedua para pekerja itu bekerja, tepatnya hari ini. Hari ini aku izin gak masuk sekolah, karenanya pengen ketemu sepupu yang baru dateng dari Makkah, mereka usai menunaikan ibadah haji disana. Entah kenapa, rasanya kangen banget sama mereka. Hm, kalau momennya lagi gini, pasti keingetnya ke orang tua yang sampek sekarang masih belum bisa pergi ke Makkah. Ingin rasanya aku cepet-cepet sukses terus berangkatin mereka pergi Haji. Tapi yah, yang namanya sukses gak bisa instan. Harus dengan proses! Setidaknya dengan adanya rasa yang seperti ini, semangatku semakin meningkat untuk mencapai sukses di depan sana.
Kembali pada sekelompok kuli bangunan. Pada hari kedua ini, hatiku terpaku dengan pemandangan istimewa yang mungkin tidak akan aku lupakan. Sepulang aku dari rumah sepupuku, aku melihat para pekerja itu tertidur pulas. Pulas sekali, bahkan sampai ada yang ngorok. Aku melihat wajah mereka, mereka merasa begitu nyaman dalam tidur mereka. Di siang hari yang terik, mereka tidur di luar ruangan, di atas lantai tanpa beralaskan kasur, nyenyak sekali. Bahkan aku sempat merasa ketika mereka tidur tidak ada beban yang terpikirkan dalam benak mereka.
Itu semua membuat aku berfikir, “lalu apa lagi yang harus aku keluhkan?”. Para pekerja itu bekerja keras untuk mendapatkan nafkah. Mereka mengangkat batu, kayu atau barang-barang berat lainnya. Tapi mereka tidak mengeluh, buktinya mereka terus saja menjalankan pekerjaannya, yang sesekali di sisipi canda dan tawa dengan pekerja yang lain. 
MasyaAllah. Mereka saja yang bekerja berat tetap ingat bercanda, tetap ingat bersyukur, tetap ingat kewajiban mereka untuk sholat, tetap merasa nyaman sehingga mereka bisa tertidur pulas dan ketika bangun mereka kembali bekerja lagi dengan canda tawa mereka.
Yah, Meskipun pekerjaan mereka begitu melelahkan, tapi mereka tetap ingat pada Sang Maha Pencipta, mereka tetap bersyukur. Lalu bagaimana dengan aku sebagai seorang siswa? Pantaskah jika aku banyak mengeluh? Pekerjaanku adalah belajar, hanya belajar memahami materi ini dan itu tanpa bekerja berat, tapi masih saja sering mengluh akibat banyaknya tugas yang menerpa. Bahkan lebih parahnya lagi, keseringan males kalo masalah ngerjain tugas atau belajar di rumah. .
Gimana bisa maju kalo males terus.? Para pekerja itu rajin bekerja, sehingga langgar kakekku juga mulai membaik. Sama halnya dengan siswa, kalo siswa males, maka mereka gak bakalan maju-maju, adanya mereka bisa-bisa mundur. Tapi kalo mereka rajin dan bekerja keras, mereka bisa maju bahkan nanti akan ada saat bagi mereka berada di titik kesuksesan mereka. Bukan hanya rajin, tapi terus berdo’a, mengingat Allah, melaksanakan kewajiban serta terus bersyukur.
Yah itu yang bisa aku dapatkan ketika aku melihat pulasnya tidur para kuli bangunan itu. Menjadi orang yang lebih banyak bersyukur karena di bawah kondisi yang serba berkecukupan, amsih ada yang lebih bawah lagi kondisinya. Berkacalah pada yang lebih bawah agar kita selalu bersyukur dan berkacalah pada yang lebih atas agar kita selalu terdorong untuk menjadi selangkah lebih maju seperti mereka.
Jangan lupa bersyukur ya atas apa yang Allah beri, juga jangan lupa berbagi pada mereka yang lebih bawah kondisinya. Semampu kita saja. Karena dengan berbagi, hati menjadi senang ^^
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar