Bismillahirrahmanirrahim..
Hari
ini, aku mendapat pelajaran dari sekelompok kuli bangunan. Pelajaran yang udah
diketahui banyak orang, tapi banyak yang kurang mengamalkan pelajaran yang
mereka dapatkan. Terutama untuk diri aku sendiri sih. Hehehe..
Sejak
kemarin, Senin/19 Oktober 2015, langgar milik kakekku di renovasi. Kegiatan itu
dilakukan oleh sekelompok orang yang pekerjaannya sebagai kuli bangunan.
Awalnya aku merasa biasa saja, tak ada yang aneh dengan kegiatan itu. Aku baru
melihat ada banyak pekerja di rumahku ketika aku pulang sekolah, tepatnya saat
siang menjelang sore hari. Yah, aku berangkat sekolah di pagi hari sebelum
jarum panjang menunjukkan jam 6 pagi dan pulang sekolah sebelum jarum jam
menunjukkan jam setengah 3 sore hari. Cukup lama aku menjaga sekolah, eh
maksudnya belajar di sekolah.
Awalnya
aku melihat pera pekerja itu tanpa ada yang istimewa. Tapi hal ini tidak lagi
terjadi ketika di hari kedua para pekerja itu bekerja, tepatnya hari ini. Hari
ini aku izin gak masuk sekolah, karenanya pengen ketemu sepupu yang baru dateng
dari Makkah, mereka usai menunaikan ibadah haji disana. Entah kenapa, rasanya
kangen banget sama mereka. Hm, kalau momennya lagi gini, pasti keingetnya ke
orang tua yang sampek sekarang masih belum bisa pergi ke Makkah. Ingin rasanya
aku cepet-cepet sukses terus berangkatin mereka pergi Haji. Tapi yah, yang
namanya sukses gak bisa instan. Harus dengan proses! Setidaknya dengan adanya
rasa yang seperti ini, semangatku semakin meningkat untuk mencapai sukses di
depan sana.
Kembali
pada sekelompok kuli bangunan. Pada hari kedua ini, hatiku terpaku dengan
pemandangan istimewa yang mungkin tidak akan aku lupakan. Sepulang aku dari
rumah sepupuku, aku melihat para pekerja itu tertidur pulas. Pulas sekali,
bahkan sampai ada yang ngorok. Aku
melihat wajah mereka, mereka merasa begitu nyaman dalam tidur mereka. Di siang
hari yang terik, mereka tidur di luar ruangan, di atas lantai tanpa beralaskan
kasur, nyenyak sekali. Bahkan aku sempat merasa ketika mereka tidur tidak ada
beban yang terpikirkan dalam benak mereka.
Itu
semua membuat aku berfikir, “lalu apa
lagi yang harus aku keluhkan?”. Para pekerja itu bekerja keras untuk
mendapatkan nafkah. Mereka mengangkat batu, kayu atau barang-barang berat
lainnya. Tapi mereka tidak mengeluh, buktinya mereka terus saja menjalankan
pekerjaannya, yang sesekali di sisipi canda dan tawa dengan pekerja yang
lain.
MasyaAllah.
Mereka saja yang bekerja berat tetap ingat bercanda, tetap ingat bersyukur,
tetap ingat kewajiban mereka untuk sholat, tetap merasa nyaman sehingga mereka
bisa tertidur pulas dan ketika bangun mereka kembali bekerja lagi dengan canda
tawa mereka.
Yah,
Meskipun pekerjaan mereka begitu melelahkan, tapi mereka tetap ingat pada Sang
Maha Pencipta, mereka tetap bersyukur. Lalu bagaimana dengan aku sebagai
seorang siswa? Pantaskah jika aku banyak mengeluh? Pekerjaanku adalah belajar,
hanya belajar memahami materi ini dan itu tanpa bekerja berat, tapi masih saja
sering mengluh akibat banyaknya tugas yang menerpa. Bahkan lebih parahnya lagi,
keseringan males kalo masalah ngerjain tugas atau belajar di rumah. .
Gimana
bisa maju kalo males terus.? Para pekerja itu rajin bekerja, sehingga langgar
kakekku juga mulai membaik. Sama halnya dengan siswa, kalo siswa males, maka
mereka gak bakalan maju-maju, adanya mereka bisa-bisa mundur. Tapi kalo mereka
rajin dan bekerja keras, mereka bisa maju bahkan nanti akan ada saat bagi
mereka berada di titik kesuksesan mereka. Bukan hanya rajin, tapi terus
berdo’a, mengingat Allah, melaksanakan kewajiban serta terus bersyukur.
Yah
itu yang bisa aku dapatkan ketika aku melihat pulasnya tidur para kuli bangunan
itu. Menjadi orang yang lebih banyak bersyukur karena di bawah kondisi yang
serba berkecukupan, amsih ada yang lebih bawah lagi kondisinya. Berkacalah pada
yang lebih bawah agar kita selalu bersyukur dan berkacalah pada yang lebih atas
agar kita selalu terdorong untuk menjadi selangkah lebih maju seperti mereka.
Jangan
lupa bersyukur ya atas apa yang Allah beri, juga jangan lupa berbagi pada
mereka yang lebih bawah kondisinya. Semampu kita saja. Karena dengan berbagi,
hati menjadi senang ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar