Selasa, 17 November 2015

Coretan Kecil Untukmu


Coretan Kecil Untukmu

Hai, kamu.
Iya kamu.
Kamu yang selalu ada untukku.
Yang merangkulku kala aku susah
Yang seringkali membantuku dalam menuntaskan masalah yang ku hadapi.
Kamu yang selalu memberikan kasih sayangmu.
Yang selalu tersenyum ketika bertemu denganku.
Entah bagaimana, aku merasa kamu tak memiliki rasa sedih sedikitpun.
Kamu selalu bahagia.
Bahkan air mataku kamu usap dengan lembut.
Dan kamu selalu berkata :
“Ayah disini bersamamu, sayang. Jangan menangis ya.”

Yah, kamu sosok ayah yang begitu baik hati.
Ayah yang selalu peduli.
Seringkali aku tak begitu peduli padamu, ayah.
Karena ayah selalu tersenyum.
Yah aku kira ayah tak memiliki beban dalam hidup ayah.
Bahkan dengan sikapku, ayah tetap menyayangiku sepenuh hati.
Bodohnya aku ayah.
Karena aku tak memikirkan apa yang ada di balik senyumanmu.

Tannpa sengaja aku pergi ke tempatmu bekerja.
Ku lihat kau mengangkat mesin-mesin berat itu.
Usiamu mulai dikatakan lanjut usia.
Tapi kau tetap kuat, ayah.
Kau tak mengeluh.
Aku tersungkur, menangis.
Bukankah selama ini kau selalu tersenyum, ayah?
Memberi tau aroma kebahagiaan pada keluargamu?
Tak pernah kau menampakkan raut wajah sedih susah seperti yang ku lihat ini.
Bagaimana kau bisa seperti itu, ayah?

Maaf, ayah.
Maaf karena selama ini aku tidak melihat susahmu.
Maaf karena selama ini aku kurang pedulikanmu.
Maaf karena selama ini aku tak tau air mata yang sering menetes dari matamu.
Maaf karena selama ini aku kurang mengerti pengorbananmu.
Maafkan aku, ayah.

Kau selalu mengajarkanku untuk bersyukur di setiap waktu.
Karena dengan begitu aku akan memperoleh kebahagiaan.
Dan kau benar ayah.
Setiap aku tersenyum dan bersyukur, aku selalu merasakan kebahagiaan.
Mungkin itu sebabnya.
Kau selalu bersyukur dan tersenyum meski sedang berteman sedih.
Agar dirimu merasa bahagia.

Entah bagaimana aku bisa memaafkan diriku yang kurang peduli akan engkau, ayah.
Karena aku begitu bodoh dalam memperlakukanmu.
Aku begitu buta akan pengorbananmu.
Aku begitu tuli akan desah lelahmu.
Maafkan anakmu ini, ayah.
Dan terima kasih untuk segalanya.
Aku sangat bersyukur memiliki ayah sepertimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar