Selasa, 17 November 2015

Masih 'LOH' atau sudah 'OH'?




Banyak dari kita yang sering mendengar kata 'loh' dan 'oh'. Kduanya menyaratkan makna yang belawanan. Tapi jarang orang yang menyadari makna dibaik dua kata ini. Kata ‘loh’ dan ‘oh’ membuat aku teringat pada pelajaran kimia, yang menurut aku super rumit, yang setiap ada tugas aku jarang ngerjain karena gak ngerti. Padahal gurunya udah jelasin berulang kali, kok bisa sih ya? Bisa aja, karena aku melakukan kesalahan disini.
Saat Bu Kimia ngejelasin, aku yang udah nyaman dalam kondisi tak peduli dengan kimia, membuat aku menyalah gunakan kata 'Oh' dan 'Loh'. Yap, saat itu Ibu Kimia ngejelasin bab  Eektrolisis, aku ga ngerti sama sekali. Aku cuma dengerin, pura-pura ngerti dengan berucap "Ooo". Padahal saat itu harusnya aku berkata "Loh" karena aku dak ngerti. Seiring berjalannya waktu, ujian tengah semester dilaksanakan. Dan karena aku terlalu nyaman dalam keadaan "tidak peduli" dengan kimia, akhirnya aku tetap gak ngerti saat mempelajari kimia sendiri. Dan aku lebih mementingkan belajar biologi yang lebih aku ngerti karena ujian kimia barengan sama ujian biologi. Alhasil, aku hanya sedikit belajar kimia dengan sedikit mengerti materi-materinya. Dan ketika ujian berlangsung, bener sih hanya beberapa yang gak aku jawab, tapi setelah mendapat hasilnya, ternyata beberapa jawaban yang aku jawab itu pun salah! Ah, ini bener-bener kesalahan yang ga boleh diulang lagi. Hampir sekelas ga ada yang dapet bagus, karena banyak dari mereka yang juga merasakan hal yang sama denganku.
Dan Ibu Kimia pun memulai diklatnya pada kami. Yah begitulah kami menyebut momen nasehat-menasehati dari guru. Beliau heran kenapa kok banyak yang dapet jelek padahal udah sering dijelasin. Aku hanya terdiam, begitupun dengan teman-temanku yang lain. Lagi-lagi kami hanya mendengarkan saja tanpa meresapi maknanya. Banyak nasehat yang diberikan oleh beliau, tapi yang sangat aku ingat adalah :
"Kalian setiap ibu tanyak ada yang ga ngerti, kalian diem. Jangan seperti itu ya. Kalian harus terus bertanya kalau reaksi kalian itu masih 'LOH', dan kalian boleh berhenti bertanya kalau reaksi kalian itu udah ‘Oooh’."
Sontak gelak tawa mengisi ruang kelas. Dan seketika itu pula aku mulai mendengarkan nasehat Bu Kimia dengan memaknainya. Banyak dari teman-temanku yang berkata "Oh iya yah.". Hm, ini hal kecil berharga yang jarang disadari. Banyak orang yangmegatakan 'Oh' meski mereka belum mengerti. Tapi hasilnya apa? Pasti akan lebih maksimal bagi mereka yang awalnya berkata 'Loh' kemudian berkata 'Oh'.
"Kalau kalian ga ngerti ya tanya. jangan cuma diem dan berkata 'yaudah ntr belajar pasti ngerti'. Kebaikan itu jangan ditunda-tunda ya. Kalian ngomong entar entar tau-taunya malah gak jadi. Siapa yang rugi? Ya kalian. Kalian yang dapet ilmu. Kalau cara ngajar ibu kurang baik, ngomong. Gimana baiknya ibu mengajar kalian."
Seketika suara kelas hening. Yah, mungkin kata-kata Ibu Kimia ini benar-benar meresap dalam diri teman-temanku. Terutama aku, bener-bener aku sadari kesalahan besar telah aku lakukan karena aku terlalu meladeni kenyamananku dalam malas. Ah, sesal rasanya ga belajar dengan baik dari kemaren-kemaren. Padahal dimanapun aku, aku harus bisa belajar dengan baik. Tapi kenapa perihal kimia aku ga bisa? Karena rumit? Terus gimana dengan masalah kehidupan yang lebih rumit? Mau dicuekin? Ya hasilnya ntar sama kayak kimia yang dikiranya bener tapi ternyata banyak salahnya.
Eem, pelajaran indah dalam hidup. Yang jika diambil dan diterapkan bsa jadi lebih baik, tapi jika tetep di cuekin yah bakalan gitu gitu aja hasilnya. Dari pengalamanku ini, aku jadi sadar bahwa yang salah bukanlah Bu Kimia, tapi aku dan teman-temanku yang terlalu nyaman dalam fase males. Yah, aku harus melakukan perubahan dalam diri untuk jadi lebih baik. Emang ngeselin sih ketika ngadepin pelajaran yang gak aku suka, tapi apalah daya jika itu tetap harus aku jalani?. Lagi pula apapun yang terjadi, itu semua sudah diatur oleh Allah Azza Wa Jalla. Gak mungkin kan Allah memberikan apa yang tidak bisa dilakukan oleh hamba-Nya? Pasti, karena itu sudah janji Allah dalam surah As-Sharh, yaitu :
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. As-Sharh)
Pokoknya, Jangan sampek deh, kemalasan menguasai diri lagi!
Nah, for myself, and all of you who read this, Do you still in “LOH” or wanna go to  be “OH”?
Yuk, semangat terus untuk perubahan jadi lebih baik;) Awali dengan basmalah dan akhiri dengan hamdalah serta iringi dengan tawakkal pada Allah Yang Maha Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar