Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Jumat, 11 Maret 2016

Ketika Aku Mengingatnya

Sedih, menangis adalah hal yang wajar bagi semua insan ketika mengingat kematian.
Tersadar olehku bahwa setiap manusia memiliki takdir..
Takdir kebahagiaan..
Takdir kesedihan, dan..
Takdir kematian..
Aku tak tau kapan aku akan kembali menjadi tanah..
Yang aku tau..
Kematian semkin dekat denganku.

Setiap detik..
Setiap menit..
Setiap jam..
Ketika aku mengingat kematian.
Teringat pula olehku setiap tawa dari sosok gadis kecil yang selalu menemani hariku dan lain adalah adikku.
Teringat pula sebuah canda yang selalu dilontarkan seorang laki-laki yang wajahnya masih terlihat imut yang tak lain ia adalah adikku pula.
Aku juga ingat akan nasehat serta kasih sayang dari perempuan dan laki-laki paruh baya yang amat ku sayangi, dan tak lain adalah ibu dan bapakku.
Aku juga ingat sosok tua renta yang selalu memberiku cinta dan kasih sayang yang tak lain adalah kakek dan nenekku.
Aku pun mengingat canda tawa wanita-wanita cantik yang selalu mendengarkan ceritaku yang tak lain mereka adalah sahabat-sahabatku.
Aku juga ingat..
Canda tawa dari teman-temanku yang ikut serta memberi warna dalam hidupku.
Semua hal indah teringat olehku..
Dan hal yang sangat aku ingat..
Ketika aku bisa melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Ketika aku mampu berdiri untuk melaksanakan shalat menghadap Yang Maha Kuasa..
Aku mengingat semua itu..
Tetesan air mata pun terjatuh dari kedua mata indahku..
Hati terasa seperti disayat pedang..
Ingin menangis dan berteriak kencang..
Aku tidak takut jika ajal menjemputku..
Yang aku takutkan..
Bagaimana kehidupanku nanti di alam kubur?

Pertanyaan yang selalu membuatku tersayat.
Mengingat dosa-dosaku yang tingginya mungkin sudah mencapai langit.
Aku meminta pada Allah Yang Maha Kuasa..
Meminta kekuatan..
Meminta ketabahan..
Meminta kesabaran..
Untuk menghadapi hidup yang penuh cobaan..
Dan untuk tetap teguh di jalan-Nya..

Dengan tetesan air mata ini..
Bibirku pun menemani butir-butir air mata yang jatuh seraya berkata :
Ibu.. Bapak..
Aku sayang kalian..
Aku ingin melihat kalian tersenyum..
Maaf jika aku pernah membentak kalian..
Pernah tidak patuh pada kalian..
Pernah membuat kalian marah terhadapku..
Aku harap kalian bahagia memiliki anak sepertiku.

Adik-adikku..
Maaf jika kakakmu ini pernah memarahi kalian..
Sering kali mengganggu kalian..
Seringkali membuat kalian menetetskan air mata..
Aku harap kalian senang memiliki kakak sepertiku.

Kakek.. Nenek..
Maaf aku sering membuat kalian kecewa..
Membuat kalian marah..
Tapi aku harap kalian bangga memiliki cucu seperti diriku..

Sahabatku..
Terima kasih atas persahabatan yang selalu kalian jaga ini..
Terima kasih atas indahnya persahabatan yang telah kalian beri tahu padaku..
Dan aku juga harap..
Kalian tidak pernah menyesal karena menjalin persahabatan denganku..

Dan untuk temanku..
Terima kasih telah menjadi teman canda tawaku dalam kehidupanku sehari-hari.
Terima kasih telah saling berbagi dan saling mewarnai hidup.
Aku pun berharap, semoga temanmu yang satu ini tidak membuat kalian malu mengenalku.

Yaah..
Ketika aku mengingat kematian.
Semua memori indah dan buruk kembali terulang.
Menorehkan senyum pada semua kenangan masa silam.

Ketika aku mengingat kematian..
Seringkali aku membatin..
Atau mungkin berucap lirih..
Jika tiba saatnya nafas yang Allah titipkan ini diambil kembali oleh-Nya.
Aku ingin..
Aku ingin tersenyum sebelum aku kembali..
Tersenyum karena indahnya nikmat yang Allah beri selama nafas ini berhembus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar