Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Kamis, 25 Februari 2016

Impian Bulan Bintang (Part 3)



 III
Pertandingan Basket Itu

"Kak Bulan. Ada om jahat, kakak sembunyi gih..." Ujar Bintang setengah berbisik.
"Hem?" Jawab Bulan heran.
"Adek, om itu ga jahat kok." Jawab Bulan menenangkan.
"Pokoknya om itu jahat. Om itu udah buat kakak ga bisa ikut kompetisi basket hari ini!" Lanjut Bintang kesal.
"Dek, ini sudah ketentuan Allah. Dan ini pasti yang terbaik. Mending kita nonton TV aja yuk. Kita nonton teman-teman kakak yang lagi berjuang."
Kreeek.. pintu kamar Bulan terbuka perlahan. Entah siapa yang berani masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu.
"Bulan, Bintang.." Ujar Tio lirih.
"Om jahat?" Ujar Bintang dengan wajah kesal yang masih melekat di wajah mungilnya.
"Ikut om yuk."
“Kemana om?" Tanya Bulan penasaran.
Ke kompetisi basketmu."

Bulan kaget mendengar jawaban Tio. Namun tidak dengan Bintang. Dia merasa senang dengan ajakan Tio.

"Kak ayo ikut aja. Om jahat itu lagi baik."

Bulan hanya diam, "bagaimana aku bisa kesana dengan keadaan seperti ini? Teman-temanku akan mengejekku." Ucap Bulan membatin.

"Bulan? Yuk?" Ajak Tio sekali lagi.
"Bulan lihat di TV aja, Om." Jawab Bulan seraya mentralkan perasaan resahnya.
"Kakak ayo lah Bintang juga pengen nonton langsung." Rengek Bintang manja.
"Tapi dek."
"Pleaseee.."

Tak bisa membuat adiknya menangis, Bulan terpaksa ikut menonton pertandingan basket itu. Meski takut, resah, dan malu, Bulan memilih menguatkan hati untuk memenuhi keinginan adiknya.

"Tapi, om sudah dapet ijin nenek?" Tanya Bulan heran. Biasanya neneknya tidak akan memberi ijin jika cucu-cucunya pergi bersama orang asing.
"Iya om sudah dapet ijin dari nenekmu."
"Hem? Kok bisa?" Tanya Bintang yang kini juga mulai heran.
"Karena.... Emmm, om juga gak tau sih. Hehehe." Jawab Tio yang berhasil menipu Bulan dan Bintang.
"Ih, apa sih om." Jawab keduanya hampir berbarengan.
"Yaudah yaudah, kalian sekarang siap-siap dulu, ya. Trus kita berangkat." Bulan dan Bintang hanya mengangguk pelan.

***

"Kak.. itu tim sekolah kakak." Ujar Bintang setengah berteriak. Tangannya menunjuk pada sekelompok perempuan yang asyik berlatih basket.

Bulan hanya tersenyum melihat tingkah Bintang. Ia juga bahagia melihat teman-temannya yang sedang berlatih. Rasanya, ingin dia pergi kesana. Berlatih dan tertawa bersama teman-temannya. Tanpa sadar, setetes air matanya jatuh. Namun dia segera menghapusnya, tidak ingin ada yang tau akan kesedihannya. Cukup dirinya dan Allah yang tau.

"Bulan, Bintang, kalian tetap disini ya. Jangan kemana-mana. Om mau ke kamar mandi sebentar." Ujar Tio yang membuyarkan lamunan Bulan.
"Oh iya, Om. Aku sama Bintang gak akan kabur kok. Gak tau lagi kalau om yang mau kabur." Guyon Bulan spontan.
"Hehehe. Om gak akan kabur. Jadi tambah jahat ntr kalo om kabur ninggalin kalian." Jawab Tio dengan santainya.
"Dasar om jahat." Ujar Bintang kemudian. Bulan dan Tio hanya tersenyum kecil melihat tingkah Bintang yang begitu polos.

Pertandingan akan dimulai setengah jam lagi. Tio masih betah di kamar mandi. 10 menit merupakan waktu yang cukup lama untuk seseorang yang pergi ke kamar mandi.

"Kamu dateng, Lan." Ujar seorang laki-laki berkulit sawo mateng tapi berwajah manis.
"Andre? Kok kamu bisa disini?" Tanya Bulan sedikit terkejut.
"Iya cari kamu." Jawab Andre santai.
"Emang ada apa, Dre?"
"Khawatir sama keadaanmu yang tiba-tiba berhenti dari tim. Ternyata kamu lumpuh."

Bulan hanya diam mendengar penjelasan Andre. Dia tak tau harus menjawab apa.

"Kenapa gak ngabarin kita sih kalau kamu lumpuh?" Ujar Andre kemudian. Wajahnya kini mengarah pada Bulan.

"Kamu salah satu pemain terbaik di tim cewek, entah gimana tim cewek sekolah kita akan menang tanpa kamu." Lanjut Andre.
"Kalian bisa kok. Pasti bisa." Jawab Bulan singkat.
"Woiiii! Lita, Renata, Siska, Rina, Andin, Bulan ada disini!!" Teriak Andre pada sekelompok perempuan yang sejak tadi diperhatikan Bulan. Bulan kaget melihat tingkah laku Andre.

Sementara Bintang hanya bisa menjadi penonton bisu atas percakapan Andre dan kakaknya. Bukan hanya Bintang, tapi Tio yang baru saja kembali dari kamar mandi.

Kelima perempuan itu langsung meninggalkan latihannya. Mereka cepat-cepat melangkahkan kaki menuju tempat Bulan berada.

"Bulaaaaannnn...." Ujar kelima perempuan yang berlari-lari kecil ke arah Bulan.
"Kamu apa kabar?"
"Kamu kok bisa gini sih, Lan? Ceritain dari awal dong."
"Kamu kok gak bilang kita klo kamu lumpuh sih, Lan."

Pertanyaan-pertanyaan itu langsung saja menyerbu Bulan. Bulan terharu melihat respon teman-temannya terhadapnya. Mereka tidak ada yang mengejek Bulan ataupun menyalahkan Bulan. Mereka malah ingin tau kondisi Bulan.

"Ah kalian banyak pertanyaan nih. Aku jadi bingung mau jawab apa." Ucap Bulan tersenyum.
"Kamu masih sama seperti dulu ya. Gak berubah. Kesedihan apapun yang kamu alami, kamu gak pernah rela bagi-bagi." Ujar Lita yang seringkali dikenal sebagai Kapten tim basket di sekolah Bulan.

"Aku kan belajar dari kamu, Lita." Jawab Bulan tertawa kecil.
"Ah kamu mah ada-ada aja, Lan." Ujar Lita tersipu malu.
"Bulan, kita tanpa kamu itu serasa gak rampung. Ada yang kurang. Gimana kalau nanti kita kalah?"
"Hus! Posthink dong. Emang kalian kok bisa sampek tahap ini sih mainnya?" Tanya Bulan yang kini mengernyitkan dahinya.
"Maksud kamu apa sih, Lan? Tentu karena kita udah berhasil melewati tahap-tahap sebelumnya lah. Mangkanya kita sekarang disini." Jawab Lita spontan.
"So, you are the choosen people, right? Kalian orang-orang terpilih yang lolos dari berbagai rintangan sebelumnya."

Kelima temannya terenyak mendengar pernyataan Bulan. Mereka menyadari hal-hal kecil yang tidak mereka sadari.

"Kamu itu hebat, kamu juga, kamu, kamu, dan kamu juga hebat." Ujar Bulan seraya menunjuk teman-temannya satu per satu.
"Kalo nanti kalian bergabung, kalian bisa jadi sangat hebat, kan?" Lanjut Bulan dengan senyum khasnya.
"Kamu bener, Lan. Kita ini bisa, mampu, dan jika kemampuan ini disatukan,  akan ada yang berbuat baik aku yakiiin." Ujar Lita kemudian
"Emm aku kan yang paling bener diantara kalian." Jawab Bulan tertawa.
"Yasudah deh, kalian siap-siap gih. Tinggal 15 menit lagi pertandingan akan dmulai." Lajur Bulan senang.
"Siaap, Komandan! Hehe, do'akan kita ya."
"Em, aku do'akan kalian semoga diberikan kemudahan oleh Allah dalam mencapai cita-cita kalian."
"Aamiin." Jawab kelimanya hampir berbarengan.
"Yasudah tonton kita disini loh, ya! Daaaaa..." ujar Lita

Bersambung...

Nurul Fitriani Winarsih ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar