II
Kau Ditemukan
Hitam kini mewarnai langit. Disana berserakan bintik-bintik putih bercahaya bersama benda bundar terang.
"Assalamu'alaykum." Sapa seorang lelaki yang sedari tadi menggedor-gedor pintu rumah tua itu.
"Om pulang saja. Mungkin nenek tertidur." Ujar Bulan lirih. Matanya masih sembab.
Tak sempat merespon ucapan Bulan, pintu rumah itu terbuka pelan.
"Wa'alaykumussalam wa rahmatullah." Ujar seorang nenek tua. Matanya sipit, wajahnya keriput, tubuhnya kecil, tapi gerak-geriknya gesit.
"Bulan? Kamu kenapa, Nak? Ada apa ini? Bintang kakakmu kenapa?" Ujar nenek itu spontan. Kekhawatiran langsung saja menyerbu dirinya.
"Nenek tenang dulu. Bulan gak papa kok." Jawab Bulan tersenyum. Lagi-lagi dia manampakkan kepalsuan senyumnya setelah begitu lama ia tak menampakkannya.
"Kak Bulan ditabrak sama om itu, Nek! Om itu jahat!" Jawab Bintang kesal.
Nenek tua itu langsung melihat lelaki di depannya. Ia merasa pernah melihat lelaki itu. Tapi dia mengelaknya, "mungkin hanya perasaanku saja." Ujarnya membatin.
"Maafkan saya, Nek." Ujar lelaki bernama Tio dengan canggung.
Nenek tua itu hanya diam. Memendam berbagai rasa kesal dalam hatinya. Kekhawatiran di wajahnya tetap lekat. Ia melihat cucunya yang kini berada di atas kursi roda, wajahnya terlihat tenang tapi menahan penderitaan. Ingin ia memukul lelaki di depannya ini, tapi entah mengapa hati kecilnya melarang keinginan itu.
"Bintang masuk ke dalam ya. Bawa kakakmu ke kamarnya." Ujar nenek tua itu lirih.
Bintang pun langsung mengambil alih kursi roda kakaknya yang semula didorong Tio. Ia beringsut pergi dengan mendorong kakaknya hati-hati.
"Kau merusak masa depan cucuku." Ujar nenek tua itu singkat. Ia langsung membanting pintu rumahnya dengan keras.
Tio hanya diam. Dia tidak bisa melakukan apapun selama nenek tua itu masih belum menenangkan diri. Ia pun berlalu dari rumah tua itu. Tanpa disadari, dompetnya yang semula menyempil di sakunya kini jatuh di depan pintu rumah tua itu.
***
"Nenek.. nenek.. aku menemukan sesuatu. Ada banyak uang di dalamnya. Bintang gatau ini punya siapa, Nek." Ujar Bintang lalu menyodorkan dompet coklat itu pada neneknya. Napasnya ngos-ngosan karena dia berlari cukup cepat untuk menemui neneknya.
Nenek tua itu pun membuka dompet coklat itu perlahan. Ada uang, ATM, KTP, SIM. Dia melihat KTP si pemilik dompet. Ternyata, dompet coklat itu milik lelaki yang menabrak cucunya. Lalu dia juga menemukan sebuah foto. 1 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Nenek tua itu tergeragap. Foto masa kecil lelaki itu pernah ia temui, bahkan sangat sering.
"Bintang dompet ini akan nenek simpan. Mungkin ini punya lelaki yang menabrak kakakmu itu."
Bintang hanya mengangguk pelan. Ia memutar kembali kakinya dan berlari-lari kecil ke kamar kakaknya.
Sedangkan nenek tua it segera pergi ke kamarnya, lalu membandingkan foto di dalam dompet itu dengan foto yang dimilikinya. PERSIS! Tak ada yang berubah. Laki-laki ini benar-benar laki-laki yang dicarinya.
"Kau masih hidup ternyata." Ujarnya senang. Senyum nenek tua itu mengembang. Sementara matanya berkaca-kaca.
"Sahabatku, aku menemukan anakmu." Lanjutnya pelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar