Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Rabu, 02 Maret 2016

Daun Kecil yang Menyukai Bintang

Taman Masa Kecil


Kelima sahabat itu tak kunjung berhenti tertawa. Mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Tapi tidak dengan Farah, dia tetap enggan tertawa lebar. Sejak tadi dia hanya tersenyum.

"Ren, aku pengen ke toilet nih. Anterin yuk." Ujar Farah menghentikan tawa keempt sahabatnya.

"Bareng aku aja, Far. Aku yang anterin dia aja ya, Ren?" Jawab Denta spontan.

"Iyaa gak papa masuk aja gih, kalian kan udah tau toiletnya dimana. Anggep rumah sendiri, okee." Ucap Reni tersenyum. Pembawaannya yang santai membuat mereka merasa tenang-tenang saja berada di rumah sahabatnya.

Farah dan Denta bergegas ke toilet. Di perjalanan mereka sedikit berbincang dan bergurau. Sesampainya di toilet, Denta menunggu Farah di luar toilet. Dia tampak berfikir keras tentang keanehan pada diri Farah. Mungkinkah dia sedang ada masalah? Tapi biasanya masalah apapun selalu mereka bicarakan bersama.

"Denta. Yuk kita balik ke taman." Ujar Farah yang membuyarkan lamunan Denta.

"Eh, iya Far." Jawab Denta singkat.

"Farah, nanti malem kamu di rumah?" Ujar Denta kemudian.

"Iya, InsyaAllah. Kenapa?"

"Ntar malem aku ke rumahmu ya."

"Buat apa?" Jawab Farah cukup kaget.

"Gak papa, kangen sama taman kita dulu. Boleh enggak nih?"

Farah cukup kaget mendengar ucapan Denta. Tak biasanya ada yang merindukan tempat masa kecil mereka. Bahkan Farah menganggap semuanya telh melupakan tempat itu.

"Eee.. iya gak papa kok, Den. Dateng aja." Jawab Farah mencoba menutupi kekagetannya.

"Kamu juga bareng anak-anak yang lain?" Tanya Farah kmudian.

"Enggak, sendiri. InsyaAllah." Jawab Denta tersenyum.

"Okedeehh. Aku tunggu ya!" Jawab Farah tersenyum lebar. Dia masih merasa aneh dengan keinginan Denta yang tiba-tiba ini. Tapi lagi-lagi dia menghempas keanehan itu. Dia tidak mau jika nanti berujung pada buruk sangka.

Mereka pun kembali ke taman. Bercanda bersama lagi. Saling berbagi cerita.

Waktu mulai siang. Adzan dzuhur berkumandang. Kelima gadis itu pun bergegas ke mushollah Reni. Mereka mengambil wudhu bersama dan sholat bersama.

***

"Assalamu'alaykum, Farah." Sapa Denta dari luar rumah Farah.

"Wa'alaykumussalam wa rahmatullah. Eh Denta.. ayooo duduk dulu." Ujar Farah tersenyum lebar.

"Eh aku langsung ke taman aja ya! Aku tunggu kamu disina ya, ratu telat!" Jawab Denta seraya

"Siap deh" ujar Farah cengingisan. Perasaannya senang. Ternyata masih ada sahabatnya yang masih mengingat taman masa kecil mereka.

Denta duduk di salah satu bangku kecil di bwah pohon rindang itu. Dia melihat burung-burung kertas itu masih tertata rapi. Padahal dulu, burung ini selalu rusak ketika hujan melanda.

"Pasti Farah selalu mengganti burung-burung kertas ini." Ujarnya membatin. Tangannya menyapa lembut burung-burung kertas yang menggantung di batang-batang pohon.

"Masih suka burung-burung itu?" Ujar Farah mengejutkan Denta.

"Mm.. selalu suka." Jawab Denta tersenyum.

"Ayo minum dulu tehnya." Lanjut Farah tersenyum.

"Hmm, Far, kamu sering ganti burung-burung kertas itu ya? Sekarang kan musim hujan." Tanya Denta yang kemudian berbalik ke arah Farah.

Farah hanya mengangguk pelan.


"Gak capek, Far?"

"Enggak, Den. Taman ini kan taman kenangan." Jawab Farah lirih.

"Kamu inget enggak, Den? Pas kita masih kecil, kita sering disini. Main burung-burung kertas juga lihat bintang bareng-bareng tiap malem. Kecuali kalo lagi mendung!" Lanjut Farah lembut. Memorinya terpaut pada kenangan masa lalu yang sangat indah menurutnya.

"Yap, aku inget. Dulu kita berlima saling berbagi cerita, berbagi senang, juga berbagi masalah dan duka. Tapi entah kenapa sekarang aku merasa sahabatku yang satu ini gak kayak dulu lagi. Karena aku rasaa, kamu nyembunyiin suatu masalah dari aku dan sahabatmu yang lain." Jawab Denta yang masih mengarahkan pandangannya pada banyaknya bintang bercahaya di langit.

Farah hanya bisa tercengang dengan kata-kata Denta. Dia tidak mengira bahwa Denta bisa merasakan adanya keanehan dalam diri Farah. Lidah Farah kelu, tak bisa menjawab apapun. Sementara Denta masih tetap melihat bintang yang bertabur dengan indahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar